Kerjasama: Desa Budaya Banjarharjo "Seni Topeng Ireng"


Topeng Ireng

Kesenian Dayakan atau Topeng Ireng banyak berkembang di tengah masyarakat pedesaan, pada masa 1960 an umat Islam apabila membangun Masjid atau Mushola sering memasang Mustaka atau Kuba’, sebelum Mustaka tersebut dipasang dikirab dulu keliling desa, kirab tersebut diikuti oleh masyarakat Islam di sekitar masjid dengan didahului kesenian Lutungan yang diiringi dengan tetabuhan rebana dan diiringi lagu puji-pujian, antara kesenian Lutungan, iringan rebana dan syair puji-pujian tersebut terbentuklah kesenian Dayakan, kesenian ini gerakannya ada unsur keJawaan tata rias keIndian-indianan, irah-irahan keIndian-indianan sedang busana bagian bawah adalah pakaian adat Kalimantan atau suku Dayak, maka kesenian ini dinamakan Dayakan.

Pada tahun 1995 kata-kata Dayakan dikhawatirkan mengandung unsur SARA, maka kesenian tersebut diubah manjadi kesenian Topeng Ireng atau Topeng Hitam, tetapi sejak tahun 2005 nama Dayakan dipopulerkan lagi. Kesenian ini diilhami oleh film-film Indian seperti nampak pada jenis busana dan tata riasnya sedang tata busana bagian bawah terpengaruh oleh tata busana Dayak, Nusa Tenggara Timur dan Maluku. [desabudaya.indonetwork.co.id/]

0 Response to "Kerjasama: Desa Budaya Banjarharjo "Seni Topeng Ireng""

Posting Komentar

Suport By Ramadhan